Filologi
sebagai Alat Evaluasi dan Sumber Inspirasi Pengembangan Kebudayaan.
Mempelajari
dan memahami sastra lama dapat mengenal dan menghayati pikiran serta cita-cita
yang pada waktu dahulu menjadi pedoman kehidupan yang diutamakan oleh para
leluhur bangsa Indonesia. Sastra lama juga merupakan sumber ilham yang sangat
diperlukan bagi pengembangan kebudayaan. Semakin giat penelitiandiadakan
terhadapnya akan semakin besar kemungkinan datangnya ilham. Dengan demikian,
studi filologi terhadap sastra lama sangat besar bantuannya bagi pengembangan
kebudayaan Indonesia.
Dalam
masyarakat Indonesia yang majemuk terdapat tiga golongan kebudayaan :
kebudayaan daerah, kebudayaan umum lokal, dan kebudayaan nasional. Yang
masing-masing mempunyai corak tersendiri. Ketiga golongan kebudayaan itu satu
sama lain saling berbeda, tetapi saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan
yang bernama kebudayaan Indonesia. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat
majemuk adalah saling berhubungan antar kebudayaan daerah, kebudayaan umum
lokal, dan kebudayaan nasional. Diantara hubungan ini yang paling kritis adalah
hubungan antara kebudayaan daerah dan kebudayaan umum lokal di satu pihak
dengan kebudayaan nasioanl di pihak lain.
1.
Politik Kebudayaan
Unsure kebudayaan yang
universal adalah sistem teknologi, system mata pencaharian, system
kemasyarakatan, bahasa, system pengetahuan, religi, dan kesenian. Di antara
unsur-unsur kebudayaan universal itu, unsur yang dapat dikembangkan secara
khusus dan dapat menonjolkan sifat khas serta mutu suatu kebudayaan hanyalah
satu unsur. Untuk kebudayaan Indonesia, unsur itu adalah kesenian. Jadi,
masalah pengembangan kebudayaan Indonesia pada hakikatnya terbatas kepada
masalah pengembangan kesenian Indonesia. Ruang lingkup kesenian itu meliputi
seni rupa dan seni suara. Di antara cabang seni suara adalah seni sastra. Seni
sastra yang bersifat daerah banyak macamnya menurut bahasa daerah yang menjadi
pengembangnya. Di antara kesusastraan daerah itu ada yang mempunyai sejarah
tertulis yang panjang seperti kesusastraan Jawa, Bali, Bugis, Melayu. Akan
tetapi, sastra daerah yang komtemporer belum banayak berarti. Hal itu merupakan
tanda bahwa kehidupan intelektual kebudayaan daerah pada umumnya masih
berorientasi ke masa lampau dan belum dapat menyesuaikan diri dengan suasana
masa kini.
Munculnya bahasa
Indonesia dan sastra Indonesia adalah hasil pertemuan antara kebudayaan daerah
Nusantara dengan pengaruh kebudayaan Eropa modern. Kebudayaan Indonesia
merupakan kebudayaan yang sangat muda yang lahir kira-kira sesudah perang Dunia
1. Kebudayaan Indonesia didasarkan atas penggunaan bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa baru dan yang berasal dari bahasa melayu. Bahasa melayu
merupakan salah satu bahasa daerah yang tertua. Kesusastraan Indonesia bukanlah
suatu kesusastraan daerah. Peraturan-peraturan yang digunakan dalam hubungan
antarorang Indonesia dalam menjalankan peranannya sebagai orang Indonesia bukan
peraturan-peraturan daerah. Seni tari, sebi drama, seni lukis, dan seni
bangunan Indonesia pun berbeda dengan kesenian daerah. Jadi, pada dasarnya
kebudayaan Indonesia berbeda dengan kebudayaan daerah, meskipun unsure-unsurnya
diperkaya oleh berbagai kebudayaan daerah itu dan ditambah berbagai unsur
kebudayaan asing. Kebudayaan Indonesia dianggap sebagai kebudayaan yang
mengikat dan mempersatukan semua warga Negara Indonesia.
Pembangunan dan
perkembangan kebudayaan memerlukan tiga macam sumber yang dapat memberikan
unsur-unsur baru. Tiga macam sumber itu adalah daerah, nasional, dan
internasional. Sumber daerah khususnya sastra daerah adalah bagian yang menjadi
objek
Terima kasih, sangat bermanfaat.
BalasHapus