FOLKLOR
NUSANTARA
(PERMAINAN
dan PERIBAHASA SUKU SASAK)
OLEH
NAMA : CITRA AULIA WULANDARI
NIM : E1C113024
KELAS : A/II
PRODI : BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2014
PERMAINAN
RAKYAT SASAK
Macam-macam permainan
tradisional suku sasak, yaitu :
1.
“KETIK KUDA”
Permainan
Ketik Kuda atau yang populer dikenal dengan nama Ketik Bawi adalah salah satu
permaian tradisional daerah Lombok provinsi Nusa Tenggara Barat. Permainan ini
baru dikenal oleh masyarakat Sukaraja-Ampenan Utara kabupaten kota mataram dan
masyarakat Lombok Tengah.
· Asal-usul
Permainan
tradisional adalah permainan yang telah diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya dan biasanya mengandung nilai-nilai positif (JC. Bishop
& M. Curtis, 2005).Permainan tradisional memuat sejumlah aspek manfaat bagi
perkembangan mental dan fisik seseorang.Aktifitas bermain mempunyai fungsi
dalam aspek fisik, motorik kasar dan halus, perkembangan sosial, emosi dan
kepribadian, kognisi, ketajaman penginderaan, mengasah ketrampilan, dan
lain-lainnya.(MS Tedjasaputra, 2001).
Ketik
Kuda, salah satu permainan tradisional daerah Lombok, merupakan permainan
anak-anak yang dapat dimainkan oleh golongan masyarakat mana pun. Selain
bersifat menghibur, permainan inipun mengandung unsur kependidikan, karena
menuntut ketelitian, kecekatan,keterampilan dan kejelian mata untuk menghidar
dari ketik/kibasan ekor kuda yang di buat dari kain sarung yang dililitkan pada
pinggang pemain yang “Jadi”. Di samping itu,permainan ini pun dapat mengajarkan
kehati-hatian dan kecepatan.
· Alat
Permainan
Permainan
ini hanya membutuhkan peralatan sederhana seperti kain sarung, katuk (pecahan
genteng) dan tempat bermain yang agak luas. Permainan ini juga tidak perlu
diiringi musik maupun alat lainnya. Biasanya permainan ini diramaikan oleh
bunyi sorak dari anak-anak yang bermain,maupun sorak dan tawa anak-anak yang
menonton.
· Peserta
Permainan
Jumlah
peserta/pelaku dalam permainan ini paling sedikit 3 orang anak, dan paling
banyak tidak terbatas. Usia para peserta/pelaku paling sedikit 6 tahun dan
paling tua biasanya berumur 15 tahun.Permainan ini dapat dimainkan oleh kedua
jenis kelamin, namun bisa juga dimainkan sesama anak perempuan ataupun sesama
anak lelaki, jadi tidak mengenal perbedaan jenis kelamin.
· Aturan/Cara
Permainan
Sebelum
permainan dimulai, terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan terlebih
dahulu, diantaranya adalah :
Menentukan
lapangan tempat bermain,selanjutnya anak-anak diminta untuk membuat lingkaran
besar di tanah dengan kapur, dimana semua peserta permainan bisa bergerak di
dalam lingkara dan satu lingkaran kecil tempat mengumpulkan katuk (pecahan
genteng) yang akan di jaga oleh pemain yang “Jadi” dan akan diambil oleh pemain
lainnya
Para
pemain melakukan Hom Pim Pa / Suten untuk menentukan siapa yang “Jadi”.
Setelah
ditentuka, maka yang “Jadi” dipakaikan kain sarung dengan satu ujungnya di
tarik ke bagian belakang pemain yang “Jadi” dan dipegang oleh pemain
lainnya.Kain ditarik hingga ujung depannya menempel pada dada pemain yang
“Jadi”, Kemudian pemain yang “Jadi” menggulung-gulungkan kain hingga terkumpul
dibagian pinggang dan hingga bagian belakang kain melilit dengan bentuk
menyerupai ekor.
Aturan
permainan;
Mula-mula
pemain “Jadi ” berdiri di dekat lingkaran kecil dengan posisi “berjaga-jaga”
agar katuk (pecahan genteng) tidak terambil oleh pemain lain.
Sedangkan
pemain yang lain berdiri agak jauh dari pemain yang “Jadi “, namun tidak boleh
keluar dari garis batas lingkaran dan waspada agar tidak terkena ketik/kibasan
ekor kuda pemain “Jadi”.Jika ada yang melewati/keluar dari batas garis
lingkaran, maka ia akan menjadi pemain “Jadi”.
Ketika
aba aba –Mulai- diperdengarkan, para pemain segera berlomba mengambil katuk/pecahan
genteng yang tengah dijaga oleh pemain “Jadi’.Dan pemain “Jadi” berusaha
menjaga katuk (pecahan genteng) dengan mengetikkan/mengibaskan ekornya agar
mengenai pemain yang lain.Bila ada yang terkena, maka si “Jadi” akan
tergantikan posisinya.
· Aspek-aspek
yang dikembangkan
v Moral
Agama
v Motorik
kasar dan halus
v Sosial
Emosional
v Kognitif
v Bahasa
2.
“PERMAINAN KAYU (TEK-TEKAN)”
Permainan ini
menggunakan alat dari kayu yang sudah dibersihkan kulitnya kemudian salah satu
bagian kayu lebih panjang berukuran kira-kira 35 cm sedangkan satu bagian lagi
lebih pendek kira-kira 12 cm. permainan ini bisa dilakukan secara perorangan
atau berkelompok untuk memulai melakukan permainan biasa diadaakan dengan
urutan sebagai berikut:
· Pengundian
Untuk menemukan siapakah yang akan
memulai permainan maka terlebih dahulu para pemain melakukan pengundian agar
bisa mengetahui siapa yang lebih dahulu memulai permainan.
· Pengungkitan
a. Pihak
yang menang
Melakukan permainan dengan cara
mengungkit kayu yang lebih pendek sekeras-kerasnya kearah lawan.
b. Pihak
yang kalah
Melakukan penangkapan terhadap kayu yang
telah diungkit oleh pihak yang menang tadi.
Jika,
pihak yang kalah mampu menangkap kayu yang telah diungkit berarti pihak
pengungkit tidak mampu ditangkap kayunya oleh pihak yang kalah, maka pihak yang
kalah melakukan pelemparan ke kayu yang lebih panjang, jika kena berarti
permainan terhenti tetapi bila tidak kena maka permainan berlanjut.
· Pemukulan
kayu
Pihak yang menang melakukan pemukulan
sekeras-kerasnya terhadap kayu yang lebih pendek untuk ditangkap oleh pihak
yang kalah (lawan), jika dapat ditangkap oleh pihak yang kalah berarti
permainan pihak yang menang menjadi kalah. Tetapi jika tidak mampu ditangkap,
maka pihak yang kalah harus melempar kayu yang panjang, jika kayu yang panjang
kena maka permainan dapat dimenangkan, tetapi jika tidak kena berarti permainan
berlanjut ketahap berikutnya.
· Sanksi
Sanksi atau hukuman akan diterima oleh
pihak yang kalah sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan.
3.
“BEGASINGAN”
Begasingan merupakan salah satu
permainan yang mem-punyai unsur seni dan olah raga, dan merupakan permainan
yang ter-golong cukup tua di masyarakat Sasak.
Begasingan ini berasal dari dua suku kata yaitu Gang dan
Sing yang artinya gang
adalah lokasi lahadalah suara.
Nilai-nilai yang berkembang didalamnya selalu mengedepankan
rasa saling menghormati dan rasa kebersamaan yang cukup kuat serta utuh dalam
melaksanakan suatu tujuan dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang
menjadi kebanggaan jati diri. Permainan ini biasanya dilakukan semua kelompok
umur dan jumlah pemain tergantung kesepakatan kedua belah pihak di lapangan.
4.
“PERISAIAN”
Perisaian
adalah salah satu seni bela diri yang menjadi warisan nenek moyang suku sasak,
pada awalnya perisaian dilakukan hanya untuk menguji kemampuan ilmu seseorang
yang dalam prakteknya menggunakan pedang.
Sesuai
dengan perkembangan zaman maka perisaian menggunakan rotan yang ujungnya
diberikan aspal dan pecahan beling yang ditumbuk halus yang biasa disebut
dengan penjalin dan yang biasa digunakan sebagai alat untuk menepis yaitu
tameng. Tameng biasa digunakan untuk menepis atau melindungi diri dari sabetan
penjalin atau biasa disebut dengan ende, Ende terbuat dari kulit sapi atau
kerbau, pakaian pepadu (pemain) dilengkapi dengan sapuk (penutup/ikat kepala)
dan kain panjang.
Perisaian
pada zaman dulu dilaksanakan setelah selesai panen, yakni pada malam hari saat
bulan purnama. Perisaian dilakukan oleh dua orang laki-laki yang diadu
pengembar dan seorang juri yang akan memberikan nilai.
Seorang
pepadu akan dinyatakan kalah apabila salah satu pemain sudah mengeluarkan darah
dari kepalanya yang disebut bocor atau dinyatakan kalah angka oleh juri.
5.
“DENGKLENG”
Dengkleng
adalah permainan tradisional di Lingkungan Sebok, Kelurahan Dalam, Kecamatan
Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Permainan ini
mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, karena permainan in sudah pernah kita
mainkan khususnya anak perempuan, hanya saja penyebutannya yang berbeda-beda di
setiap daerah yang mempunyai permainan seperti ini. Permainan dengkleng adalah
permainan yang memerlukan keseimbangan yaitu melompat dengan satu kaki melewati
kotak-kotak dengan langkah-langkah dan aturan tertentu, Kotak-kotak itu berisi
nomor-nomor yang harus dilewati.
·
Langkah-langkah dalam permainan
dengkleng yaitu setiap kotak harus dilewati satu persatu dengan cara melemparkan
batu atau pecahan keramik sebagai tanda dengan syarat tidak boleh menginjak
kotak yang ada batunya, begitu seterusnya hingga ke puncak yaitu angka 9.
Apabila permainan telah selesai ke angka 9, pemain boleh memilih kotak yang
boleh disinggahi atau diiinjak dengan cara memilihnya dengan melempar batu,
lalu ditandai dengan gambar bintang. Apabila kotak sudah penuh dengan bintang
(kecuali angka 9) maka permainan dianggap selesai dan pemain yang dianggap
menang apabila mempunyai banyak bintang di setiap kotaknya.
Perilaku kehidupan sehari-hari yang
dapat kita ambil dari permainan dengkleng ini adalah menumbuhkan rasa
kekerabatan dan kebersamaan yang terbentuk sau sama lain karea dapat dimaiinkan
oleh banyak orang. Mungkin di daerah Nusa Tenggara khususnya di pedalaman
permainan dengkleng itu masih dimainkan, tetapi di daerah kota-kota sudah
jarang dimainkan lagi karena sudah tersingkirkan oleh game online yang semakin
merajalela. Maka dari itu kita perlu melestarikan budaya Indonesia walaupun itu
permainan yang sederhana.
6.
“MAEN GELENG”
Maen
geleng adalah salah salah satu permainan yang sering di temui pada masyarakat
lombok, inti dari permainan ini adalah saling menginjak benteng lawan yang di
buat dari batu bata, dan permainan menjadi salah satu permainan yang di gemari
anak-anak kampung di lombok tidak terkecuali di desa semparu banyak anak-anak
dan remaja sering memainkan permaina ini dengan asyiknya sehingga lupa waktu,
biasanya di lakukan setelah semua personil pulang sekolah, dan di mulailah
permainan geleng ini sebagai penghibur setelah seharian bersekolah.
7.
“SELODOR”
Maen
Selodor begitu sebutan permainan ini di desa semparu lombok tengah, permainan
ini di lakukan oleh 4 orang pada setip timnya, tim yang satu menjaga kamar-
kamar yang telah di buat dengan kayu dia atas tanah agar tidak di masuki oleh
tim lawan, salah satu ti di katakan menag jika bisa memasuki kamar yang paling
ujung dari kamar yang pertama, permainan ini juga populer di kalangan
masyarakat lombok, dan menjadi salah satu permainan favorit.
8.
“REMPAK”
Maen
rempak adalah salah satu permainan yang sering juga di mainkan masyrakat
lombok, permainan teradisional ini tidak di tentukan jumlah pemainnya, inti
dari permainan ini adalah melompat demgan satu kaki di dalam kotak yang sudah
di buat menurut pola yang di inginkan, pemain yang di katakan pemenag adalah
pemain yang paling banyak membuat rumah pada kotak- kotak tersebut permainan
ini cukup seru dan menarik.
9.
“CONGKLIK”
Conklek
begitu masyarakat lombok menyebut permainan ini, permainan ini di lakukan dengan
bantuan dari dua batang kayu pemain bertugas melempar kayu sejauh- jauhnya
dengan bantuan kayu yang lain, pemenangnya siapa yang paling jauh melempar kayu
tersebut, pengukuran jauhnya lemparan di tentukan dengan pengukuran yang di
lakukan oleh batang kayu tersebut.
SESENGGAK
SASAK
A.
1. Aiq meneng teparan kurek(Air yang
bening dikira keruh) : Orang yang baik-baik disangka jahat/hati-hati menilai
orang.
2.Aiq segare bae iniq sat (air laut
saja bisa surut) : Rezki itu tidak tetap datangnya.
3.Adu balung adu pikiran (andalkan
tenaga sekaligus pikiran) : Dikatakan kepada seseorang yang punya tenaga tapi
perlu juga punya pemikiran jika ingin sukses.
4.Adokan pagah jari kembulan
(andalkan keberanian sebagai modal) : Berani karena menganggap diri benar,
takut karena salah.
5.Adokan gigi ndeq araq jalu
(andalkan gigi tapi tak punya taring) : mengandalkan pengaruh padahal tak punya
kekuasaan apapun juga/merasa besar sendiri.
6.Abot bedemak laguq mele bagian
(malas ikut bekerja tapi ingin mendapatkan bagian) : orang yang malas tapi
ingin hidup serba enak.
9.Alim-alim terompe (bakiaq/alas
kaki saja yang alim) : berpura-pura alim padahal kelakuannya tidak beres, tidak
sesuai penampilan dengan perbuatannya.
10.Ajah diriq baruq ajah dengan
(ajari diri sendiri baru mengajari orang lain) : Perlu mengintropeksi diri
sendiri.
11.Alus-alus tain jaran (halus-halus
bagian luar tai kuda) : Orang yang ramah tapi dalam hatinya menyakiti orang.
12.Alus-alus maraq sutre (halus
bagaikan sutra) : bicara yang sopan dan manis.
13.Amaqne sugul inaqne telang
(bapaknya pergi ibunya hilang) : rumah tangga yang tidak harmonis.
14Alur dengan mauq tengkorong ite
mauq isi (biarkan orang dapat kulitnya kita dapati isinya) : jangan ikut
berbuat jahat/tidak baik, lebih baik berbuat kebaikan.
15.Antih mayung lelah (menunggu
kijang lelah) : mendapatkan sesuatu dari orang yang kepepet, agar dapat harga
yang murah
16.Antih bintang teriq leq langit
(menunggu bintang jatuh dari langit) : mengharapkan/menunggu sesuatu yang tak
masuk akal/mustahil.
17.Angen doang maraq ketinggin
gunung (hati bagaikan setinggi gunung) : keinginan yang tak sebanding dengan
kemampuan/suka berhayal.
18Angkat ende bani betatu
(mengangkat perisai berarti berani kena pukul) berani menanggung resiko atas
perbuatan yang dilakukan.
19Antap bekenengkong pemanju jari
salaq (kacang panjang berbuah jeleq yang disalahkan penyangganya) : Orang yang
senang mencari kambing hitam/kesalahan orang lain.
20Araq panas pasti araq ujan (Ada
kalanya panas dan ada kalanya hujan) : Susah senang silih berganti.
21Araq lebur araq anyong (ada yang
hancur ada pula yang lebur) : Kalah dan menang dalam perkelahian, sama-sama
menderita rugi
22.Araq jari nangis araq jari
keleleq (Ada yang menangis dan ada yang tertawa) : Sikap yang tidak adil dalam
memberikan pelayanan
23.Araq pendet araq api (ada asap
ada pula api) : sesuatu terjadi, pasti ada sebab musababnya
24.Araq betimuq araq bebat (ada yang
kea rah timur dan ada yang ke barat) : kehidupan manusia beraneka
ragam/bermacam-macam pekerjaan yang dilakukan
25.Araq telu araq empat (ada tiga
ada empat) : berawal dari sedikit kemudian menjadi banyak.
25.Aroh-aroh ndeq kejongjoq
(hampir-hampir tidak tergapai) : hampir-hampir tidak terbeli karena mahal.
26.Asaq bau bateq jari merang (batu
asah iris parangpun jadi tajam) : Harus sama-sama berkorban.
27.Aseq laloq awak jangke tangis
diriq (merasa sengsara badan lalu menangisi nasib sendiri) : sedih/iba lantaran
tak berdaya menghadapi kesusahan yang menimpa.
28.Aseq awak beruntung tangis (nasib
badan dirundung tangis) : memperoleh kesusahan yang tak bisa dihindari.
29.Ate sakit ndeq araq oat (hati
sakit tak ada obatnya) :merasa sulit melupakan kesan yang menyakiti hati.
30.Atas angin taoqne toloq (di atas
angin dia ditempatkan) : menyanjung seseorang secara berlebihan
31.Awak lelah ndeq araq upaq (badan
sengsara tak dapat upah) : pengorbanan yang tak ada artinya.
32.Awas pade inget julu muri
(hati-hati muka dan belakang) : hendaknya bersikap waspada
33.Awun-awun serin gunung (kabut di
lereng gunung) : sesuatu yang biasa terjadi, wajar terjadi seperti itu.
34.Awun-awun panas jelo (kabut siang
hari) : peristiwa yang jarang terjadi.
B.
35.Bace tulis sekwale-wale (membaca
kitab asal-asalan) : kemampuan yang belum sempurna.
36.Babar gawah babar gubung baruq
betempuh (melewati hutan dan gunung baru bertemu) : demi sukses perlu
pengorbanan.
37.Bacuq maraq sebeng dengan nai
(cemberut bagai orang buang air besar) : tidak bisa ramah terhadap orang lain.
38.Badung puntiq jari tetete (tebang
pisang jadi jembatan) : membuat rencana untuk dirinya sendiri.
39.Badeq diriq jari datu
(memperkirakan diri bakal jadi raja) : selalu menganggap diri sebagai orang
penting.
40.Bagusan bae ime saq langkep
(lebih baik tangan yang telungkup) : lebih baik memberi daripada meminta.
41.Bageq gero senteriq diriq (pohon
asam yang buahnya kering bergoyang berjatuhan buahnya sendiri) : menceritakan
aib yang dibuatnya sendiri.
42.Bani kaken kandik dait danden
(berani makan kapak bersama tangkainya) : tidak gentar diperlakukan apa saja
karena merasa tidak bersalah.
43.Banten tolang ndeq araq isi
(mempertaruhkan tulang tanpa isi) : pengorbanan yang sia-sia
44.Bangkes dade siq mako maiq (sesak
napas oleh tembako enak) : yang dipikirkan hanya enaknya saja, tanpa memikirkan
akibat buruk yang terjadi.
45.Banggruq tulung sulit oatne
(kesurupan berantai sulit obatnya) : kesalahan besar kepada orang banyak, berat
sekali resikonya.
46.Bareng bejukung bareng bebose
(sama-sama bersampan, sama sama mendayung) : sama-sama menikmati jerih payah
bersama.
47.Bareng anyong saling sedok
(sama-sama lebur sama-sama saling gayung) : merasa senasib sepenanggungan.
48.Bawaq ajong taoq nine (perempuan
bisa ada di bawah ketiak) : begitu gampang mendapatkan wanita jika sudah ada
penghasilan.
49.Bayu lumah ndeq araq angkuh
(tenaga kurang berarti tak ada kekuatan) : kemauan harus sebanding dengan
kemampuan.
50.Bebadong sekeraro ndeq araq gune
(azimat sebakul tak bermanfaat) : tidak sesuai harapan dengan kenyataan yang
diterima.
51.Bebao leq kayuq rindang (berteduh
di bawah pohon rindang) : bergantung pada orang yang dapat diandalkan untuk
membantu.
52.Bebalik belah taoq bengan (bolak
balik hanya di tempat) : ingin menyelesaikan satu masalah tapi belum tahu
caranya yang ditempuh.
53.Begantung bulu suat (bergantung
pada sehelai rambut) : menghadapi masalah yang sangat berat.
54.Bekuang isiq tai (bercelepotan
dengan kotoran/tai) : banyak berbuat kejahatan.
55.Belabur getih masih payu (walau
banjir darah pun siap sedia) : berani menghadapi segala resiko.
56.Belae jari ulah sentakut (ular
kobra jadi ular tak berbisa) : hanya berpengaruh ketika masih berkuasa.
57.Beli meong dalem karung (beli
kucing dalam karung) : membeli/membayar barang yang belum pasti baik buruknya.
58.Berat ime mesang cucuk (berat
tangan ringan mulut) : maunya hidup senang tapi malas kerja.
59.Beriuk belimas beriuk begasap
(sama-sama mengeringkan kolam, sama-sama mencari ikan) : bekerja bersama,
menikmati hasil bersama pula.
60.Beriuk tinjal ngumbang surak
(serempak mengayun langkah dan bersorak sorai) : bergotong royong untuk
kepentingan bersama.
61.Betempuh kance umbak beleq
(bertemu dengan ombak besar) :secara tiba-tiba ditimpa kesulitan yang besar.
62.Betungkem jarang-jarang (tutup
mata dengan jari yang jarang) : pura-pura tidak mengetahui hal yang
dipersalahkan.
63.Beturu rue dait jeneng (seimbang
antara rupa dengan wajah) : serasi antara jasmani dengan perbuatan.
64.Bela kenaq isiq nyawe (membela
kebenaran dengan nyawa) :berani karena benar/takut karena salah.
65.Bendang dalem masih mele tejual
(pakaian dalam pun mau dijual) : seorang ibu, rela berkorban demi anaknya.
66.Bis kembulan siq bela dengan
(habis modal untuk membantu orang) : mensengsarakan diri sendiri untuk
keperluan orang lain.
67.Bodo-bodo tokoq (bodoh-bodoh ikan
gabus) : jangan disangka orang diam tak berbahaya.
68.Buaq ate kembang mate (buah hati
kembang mata) :menjadi tumpuan kasih sayang.
69.Biwih jari senjate (mulut jadi
senjata) : harus pandai-pandai menjaga ucapan.
70.Bubuk kayuq masih tetunah (bubuk
kayu lapuk masih disayang) : dikatakan kepada orang yang pelit.
71.Bis entan bis kelampan (habis
cara habis pula perjalanan) : sudah banyak pengalaman.
72.Bukaq lendong penggitan isi (buka
kulit kelihatan isi) : sesuatu yang tidak dirahasiakan.
73.Bulan teriq tipaq iwaq (bulan
jatuh ke pangkuan) : mendapat keberuntungan.
74.Burung mandiq payu basaq (tidak
jadi mandi malah basah) : takut rugi sedikit malah jadi rugi yang banyak.
75.Bute mate bute ate (buta mata
buta hati) : hilang akal pikiran karena tak kuat Iman.
76.Buteng maraq alip (berdiri tegak
bagaikan huruf alif) : hanya berdiam diri, tak tahu apa yang harus diperbuat.
C.
77.Colet siye kwale araq nasiq
(walau sekedar garam yang penting ada nasi) : berkeinginan yang tidak
muluk-muluk.
78.Coweq batu geneng besi (cobek
dari batu, lesung dari besi) : tidak merasa khawatir akan sampai gagal rencana
karena persiapan sudah matang.
79.Cobaq juluq baru ngalahang (coba
dulu baru menyerah) : jangan cepat putus asa.
80.Cengiq maraq komak siung sepuq (
nyengir bagai kacang buncis dimasak) : walau dalam keadaan susah masih dapat
tersenyum.
81.Cerbang maraq kentok ampet
(telinga lebar bagai kipas) : suka mendengar pembicaraan orang yang tidak ada
kaitannya dengan dirinya.
D.
1. Dayung petoq sampan polak(dayung
patah sampan pecah) : mendapat kesusahan yang beruntun/sudah jatuh tertimpa
tangga.
2. Dawot dalem ate taoqne(dangkal dan dalamnya, ada dihati) : yang terbaca tentang diri orang lain sangat terbatas
3. Dateng maraq belabur lalo maraq aiq ngitik(datang bagai banjir, pergi bagai tetesan air) : datangnya penyakit dengan cepat, sementara sembuhnya lambat sekali)
4. Dares kedebong gecok diriq(memotong batang pisang terkena tangan sendiri) : membuka aib keluarga sendiri.
5. Demak pegawean baruq peta upaq(bekerja dulu baru minta upah) : utamakan kewajiban dulu baru meminta hak..
6. Deres ojok setoweq doang (lajunya kea rah sebelah saja) : bersikap tidak adil dalam menyelesaikan masalah.
7. Dakaq sugih laguq mejan(biar kaya tapi sering tak makan) : tidak pandai memanfaatkan potensi dirinya.
8. Dowe banda kepeng benang jari bahla(harta benda dan kekayaan mendatangkan kesusahan) : tidak semua kekayaan mendatangkan kebahagiaan.
9. Dukep balang due, sopoq-sopoq ndeq araq bau(tangkap belalang dua ekor, satupun tak berhasil) : merasa ragu dalam menentukan pilihan, akhirnya gagal semua.
10. Due-due mangan parut(ada dua mata parut) : mendapat penghasilan ganda dalam waktu yang bersamaan/menyelam sambil minum air.
11. Durus eyat tempuh gegerung(menyusuri parit bertemu jeram) : menghindari kesulitan yang kecil tapi tertimpa kesulitan besar.
12. Dendeq abot pantok gong (jangan malas memukul gong) : jangan malu bertanya jika belum tahu.
2. Dawot dalem ate taoqne(dangkal dan dalamnya, ada dihati) : yang terbaca tentang diri orang lain sangat terbatas
3. Dateng maraq belabur lalo maraq aiq ngitik(datang bagai banjir, pergi bagai tetesan air) : datangnya penyakit dengan cepat, sementara sembuhnya lambat sekali)
4. Dares kedebong gecok diriq(memotong batang pisang terkena tangan sendiri) : membuka aib keluarga sendiri.
5. Demak pegawean baruq peta upaq(bekerja dulu baru minta upah) : utamakan kewajiban dulu baru meminta hak..
6. Deres ojok setoweq doang (lajunya kea rah sebelah saja) : bersikap tidak adil dalam menyelesaikan masalah.
7. Dakaq sugih laguq mejan(biar kaya tapi sering tak makan) : tidak pandai memanfaatkan potensi dirinya.
8. Dowe banda kepeng benang jari bahla(harta benda dan kekayaan mendatangkan kesusahan) : tidak semua kekayaan mendatangkan kebahagiaan.
9. Dukep balang due, sopoq-sopoq ndeq araq bau(tangkap belalang dua ekor, satupun tak berhasil) : merasa ragu dalam menentukan pilihan, akhirnya gagal semua.
10. Due-due mangan parut(ada dua mata parut) : mendapat penghasilan ganda dalam waktu yang bersamaan/menyelam sambil minum air.
11. Durus eyat tempuh gegerung(menyusuri parit bertemu jeram) : menghindari kesulitan yang kecil tapi tertimpa kesulitan besar.
12. Dendeq abot pantok gong (jangan malas memukul gong) : jangan malu bertanya jika belum tahu.
E.
1. Embung empas empaq eleh(bendungan
bobol ikanpun hanyut) : menderita kerugian yang beruntun.
2. Eyok tepung siq penarak(menyayak tepung pakai bakul) : tidak sesuai yang dikerjakan dengan sarana yang digunakan.
3. Edang edang bau jari atep(kelopak bambu bisa jadi atap) : jangan meremehkan hal-hal yang kecil
2. Eyok tepung siq penarak(menyayak tepung pakai bakul) : tidak sesuai yang dikerjakan dengan sarana yang digunakan.
3. Edang edang bau jari atep(kelopak bambu bisa jadi atap) : jangan meremehkan hal-hal yang kecil
G.
1. Gawe beleq laguq mangan ndek
mauq(kerja besar tapi makan tak dapat) : hanya sibuk dengan pekerjaan tapi
kehidupan tak terurus.
2. Galah diriq siq gegaman mesaq(tertusuk oleh senjata sendiri) : mendapat celaka karena ulah sendiri/senjata makan tuan
3. Gade bangket siq beli beras(menggadai sawah sendiri untuk membeli beras) : pemalas, mau enak sendiri, tidak mau bekerja lelah.
4. Gagah-gagah percek(gagah bagai korek api) : yang penting penampilan, suka jual tampang padahal dirinya serba tak bisa.
5. Gadang beleq ndeq araq isi(bakul besar tak berisi) : bicara yang tak ada artinya/tong kosong nyaring bunyinya.
6. Gteng sampi tengaq lendang panas(menambat sapi di tengah lapang panas matahari) : tidak pandai membawa amanat.
7. Girang kajakan beterus pendaq(suka karena ajakan lalu bosan) : mudah kena pengaruh dan tidak tekun.
8. Goyo mangan bekaken, aiq-aiq masih rarang(jangankan makanan, air pun telah kering) : hidup yang serba kesusahan karena kondisi yang tak menentu.
9. Gagak muni tande sengkale(gagak berbunyi pertanda ada kematian) : setiap peristiwa didahului oleh suatu gejala alam.
2. Galah diriq siq gegaman mesaq(tertusuk oleh senjata sendiri) : mendapat celaka karena ulah sendiri/senjata makan tuan
3. Gade bangket siq beli beras(menggadai sawah sendiri untuk membeli beras) : pemalas, mau enak sendiri, tidak mau bekerja lelah.
4. Gagah-gagah percek(gagah bagai korek api) : yang penting penampilan, suka jual tampang padahal dirinya serba tak bisa.
5. Gadang beleq ndeq araq isi(bakul besar tak berisi) : bicara yang tak ada artinya/tong kosong nyaring bunyinya.
6. Gteng sampi tengaq lendang panas(menambat sapi di tengah lapang panas matahari) : tidak pandai membawa amanat.
7. Girang kajakan beterus pendaq(suka karena ajakan lalu bosan) : mudah kena pengaruh dan tidak tekun.
8. Goyo mangan bekaken, aiq-aiq masih rarang(jangankan makanan, air pun telah kering) : hidup yang serba kesusahan karena kondisi yang tak menentu.
9. Gagak muni tande sengkale(gagak berbunyi pertanda ada kematian) : setiap peristiwa didahului oleh suatu gejala alam.
H.
1. Hine mulie panjak neneq(hina dan
mulia hamba Allah) : manusia sama saja di sisi Allah
2. Halal haram pade ruwene(halal haram sama rupanya) : Harus berhati-hati dalam mencari kehidupan di dunia jika ingin bahagia dunia dan akherat.
2. Halal haram pade ruwene(halal haram sama rupanya) : Harus berhati-hati dalam mencari kehidupan di dunia jika ingin bahagia dunia dan akherat.
I
1. Irup mate taoq bengan(hidup mati
di tempat saja) : tidak mau berusaha lebih keras, tapi hanya mengeluh di
tempat.
2. Irup mate patuh angen(hidup mati sama saja) : cepat putus asa, mudah menyerah.
3. Irus meneng bih sugul(ingus cair habis keluar) : walau sudah payah, belum juga mendapat hasil.
4. Irung begang ambuq empaq maiq(hidung tikus mencium ikan enak) : paling dulu tampil jika ada orang membagikan sesuatu.
5. Itung bintang leq langit(menghitung bintang di langit) : pekerjaan yang sia-sia/eyok tepung siq penarak.
6. Idepan pebeaq kembang boroq(hitung-hitung bagai memerah kembang dadap) : walau peran hanya sedikit, namun diharapkan bermanfaat.
7. Ijo mate isiq kepeng(hijau matanya melihat uang) : mudah terpedaya oleh harta.
8. Ihtiar eleq julu(ihtiar harus di depan) : jangan cepat mengalah sebelum berusaha.
9. Iye datu iye pemban(datu dan pemban sama berarti raja) : disebut datu ketika menjadi pemerintah, disebut pemban ketika melindungi rakyat.
10. Iye ruwe iye jeneng (memang sudah begitu rupanya) tak ada yang dirahasiakan.
11. Iye mule bagian awaq(memang nasin untuk badan) : mudah menyerah, cepat pasrah.
2. Irup mate patuh angen(hidup mati sama saja) : cepat putus asa, mudah menyerah.
3. Irus meneng bih sugul(ingus cair habis keluar) : walau sudah payah, belum juga mendapat hasil.
4. Irung begang ambuq empaq maiq(hidung tikus mencium ikan enak) : paling dulu tampil jika ada orang membagikan sesuatu.
5. Itung bintang leq langit(menghitung bintang di langit) : pekerjaan yang sia-sia/eyok tepung siq penarak.
6. Idepan pebeaq kembang boroq(hitung-hitung bagai memerah kembang dadap) : walau peran hanya sedikit, namun diharapkan bermanfaat.
7. Ijo mate isiq kepeng(hijau matanya melihat uang) : mudah terpedaya oleh harta.
8. Ihtiar eleq julu(ihtiar harus di depan) : jangan cepat mengalah sebelum berusaha.
9. Iye datu iye pemban(datu dan pemban sama berarti raja) : disebut datu ketika menjadi pemerintah, disebut pemban ketika melindungi rakyat.
10. Iye ruwe iye jeneng (memang sudah begitu rupanya) tak ada yang dirahasiakan.
11. Iye mule bagian awaq(memang nasin untuk badan) : mudah menyerah, cepat pasrah.
J
1. Jari tumaqninah jangke bai
baloq(untuk awal dan akhir sampai anak cucu) : pengalaman pahit yang diharapkan
tapi tak diharap sampai ke anak cucu.
2. Jari-jari isiq buaq lekoq(selesai hanya dengan sirih pinang) : mengadakan selamatan yang terlalu sederhana.
3. Jari eleh jok segare doang (habis hanyut ke laut saja) : penghasilan yang didapat tak sampai ada yang disimpan.
4. Juru matiq joat langit(bagai akan menggapai langit) : keinginan yang terlalu tinggi.
5. Jeret diriq isiq tali bamban(mengikat diri sendiri dengan tali) : menemui kesulitan akibat perbuatannya sendiri.
6. Joang kentok dengah cerite(telinga menjadi lebar karena mendengar cerita) : merasa jengah dengan cerita yang belum tentu benar.
7. Jolot siq cerite(tertarik dengan cerita) : mudah terkena pengaruh.
2. Jari-jari isiq buaq lekoq(selesai hanya dengan sirih pinang) : mengadakan selamatan yang terlalu sederhana.
3. Jari eleh jok segare doang (habis hanyut ke laut saja) : penghasilan yang didapat tak sampai ada yang disimpan.
4. Juru matiq joat langit(bagai akan menggapai langit) : keinginan yang terlalu tinggi.
5. Jeret diriq isiq tali bamban(mengikat diri sendiri dengan tali) : menemui kesulitan akibat perbuatannya sendiri.
6. Joang kentok dengah cerite(telinga menjadi lebar karena mendengar cerita) : merasa jengah dengan cerita yang belum tentu benar.
7. Jolot siq cerite(tertarik dengan cerita) : mudah terkena pengaruh.
K
1. Kalah cobaq menang cobaq(klah
menang asal dicoba) : yang penting sudah dilakukan dengan catatan berani
menanggung resiko.
2. Kalah-kalah dacin cine(bagai dacin orang cina) : tak mau memberi lebih dari yang semestinya.
3. Kalah-kalah soq saq menang (mengalah untuk menang) : lebih baik mengalah demi kebaikan.
4. Kalah-kalah dengan takon(lebih dari orang jadi pelayan) : terlalu memaksa anak istri bekerja keras.
5. Kembauan siq uni manis(terpengaruh oleh manisnya rayuan) : terpengaruh oleh bujuk dan rayuan.
6. Kalah dengan berinaq tereq(kalah dari orang beribu tiri) : orang tua yang terlelu keras mendidik anaknya.
7. Kalah siq penjepit(kalah oleh jepitan) : orang laki/suami yang tunduk kepada istri.
8. Kedung basaq payu mandiq(terlanjur basah, sekali-kali mandi) : tidak berjodoh dengan kakaknya, malah berjodoh dengan adiknya.
9. Keliwat pinter payu bongoh(terlalu pandai akhirnya bodoh) : masalah spele diselesaikan secara berbelit-belit.
10. Kediq-kediq masin laguq merase(sedikit masin/udang kecil tapi terasa di lidah) : walau sedikit tapi tapi bermanfaat.
11. Kawen oros peje jari kandoq(tega bekas ikan asin jadi lauknya) orang yang sangat pelit.
12. Kelansah jari tetaring(daun kelapa dianyam jadi atap/terop) : memanfaatkan sesuatu sesuai dengan fungsinya.
13. Kepait nyelem nyelili(ikan kepala timah menyelam miring) : berupaya agar terhindar dari bahaya.
14. Kepeng satus jari satak(uang seratus menjadi dua ratus) : cerita yang terlalu berlebihan.
15. Kerengan engat bawaq(sering-sering lihat bawah) : berpatokan pada yang lebih rendah/ndaq girang nongaq doing.
16. Kesait siq lengkak mesaq(tersangkut oleh langkah sendiri) : tak berhasil karena kesalahan sendiri.
17. Keselaq siq tandur gunung(silau oleh cahaya gunung) : silau oleh harta kekayaan orang lain.
18. Kesangkur kedarat to to taoqne(bertebaran dan terlantar dimana-mana) : berupaya mengadu untung malah yang didapat penderitaan.
19. Ketemuq siq bakeq beraq(bertemu dengan setan) : mendapat serangan penyakit secara mendadak.
20. Kmeng kentok siq dedengah (sampai telinga pekak mendengar omelan) : terlalu banyak orang yang mencampuri suatu permasalahan.
21. Ketungkulan dengah radio belagu(terlena mendengar nyanyian di radio) kalau sudah asik ngobrol, lupa akan pekerjaan.
22. Kodeq-kodeq sebiye kedi(kecil-kecil cabe rawit) : kecil badannya tapi suka pemberani
23. Kiri kawan lengan dateng(lewat kiri dan kanan masuknya) : memiliki sumber pencaharian yang lebih/punya usaha sampingan.
24. Kidungan diriq selemor ate(berkidung sendiri untuk menghibur hati) : berupaya mengalihkan pikiran agar bisa melupakannya.
25. Ketungkulan siq sisoq nyuling(terlena oleh suara siput yang dibakar) larut dan asik dengan hal-hal yang tidak semestinya.
26. Kuning luah sepet dalem(kuning luar kecut di dalam) : belum tentu yang tampak baik akan selamanya baik.
27. Ketungkulan dengah lepang benyanyi(terlena menedengar katak bernyanyi) : Suka banyak berhayal.
2. Kalah-kalah dacin cine(bagai dacin orang cina) : tak mau memberi lebih dari yang semestinya.
3. Kalah-kalah soq saq menang (mengalah untuk menang) : lebih baik mengalah demi kebaikan.
4. Kalah-kalah dengan takon(lebih dari orang jadi pelayan) : terlalu memaksa anak istri bekerja keras.
5. Kembauan siq uni manis(terpengaruh oleh manisnya rayuan) : terpengaruh oleh bujuk dan rayuan.
6. Kalah dengan berinaq tereq(kalah dari orang beribu tiri) : orang tua yang terlelu keras mendidik anaknya.
7. Kalah siq penjepit(kalah oleh jepitan) : orang laki/suami yang tunduk kepada istri.
8. Kedung basaq payu mandiq(terlanjur basah, sekali-kali mandi) : tidak berjodoh dengan kakaknya, malah berjodoh dengan adiknya.
9. Keliwat pinter payu bongoh(terlalu pandai akhirnya bodoh) : masalah spele diselesaikan secara berbelit-belit.
10. Kediq-kediq masin laguq merase(sedikit masin/udang kecil tapi terasa di lidah) : walau sedikit tapi tapi bermanfaat.
11. Kawen oros peje jari kandoq(tega bekas ikan asin jadi lauknya) orang yang sangat pelit.
12. Kelansah jari tetaring(daun kelapa dianyam jadi atap/terop) : memanfaatkan sesuatu sesuai dengan fungsinya.
13. Kepait nyelem nyelili(ikan kepala timah menyelam miring) : berupaya agar terhindar dari bahaya.
14. Kepeng satus jari satak(uang seratus menjadi dua ratus) : cerita yang terlalu berlebihan.
15. Kerengan engat bawaq(sering-sering lihat bawah) : berpatokan pada yang lebih rendah/ndaq girang nongaq doing.
16. Kesait siq lengkak mesaq(tersangkut oleh langkah sendiri) : tak berhasil karena kesalahan sendiri.
17. Keselaq siq tandur gunung(silau oleh cahaya gunung) : silau oleh harta kekayaan orang lain.
18. Kesangkur kedarat to to taoqne(bertebaran dan terlantar dimana-mana) : berupaya mengadu untung malah yang didapat penderitaan.
19. Ketemuq siq bakeq beraq(bertemu dengan setan) : mendapat serangan penyakit secara mendadak.
20. Kmeng kentok siq dedengah (sampai telinga pekak mendengar omelan) : terlalu banyak orang yang mencampuri suatu permasalahan.
21. Ketungkulan dengah radio belagu(terlena mendengar nyanyian di radio) kalau sudah asik ngobrol, lupa akan pekerjaan.
22. Kodeq-kodeq sebiye kedi(kecil-kecil cabe rawit) : kecil badannya tapi suka pemberani
23. Kiri kawan lengan dateng(lewat kiri dan kanan masuknya) : memiliki sumber pencaharian yang lebih/punya usaha sampingan.
24. Kidungan diriq selemor ate(berkidung sendiri untuk menghibur hati) : berupaya mengalihkan pikiran agar bisa melupakannya.
25. Ketungkulan siq sisoq nyuling(terlena oleh suara siput yang dibakar) larut dan asik dengan hal-hal yang tidak semestinya.
26. Kuning luah sepet dalem(kuning luar kecut di dalam) : belum tentu yang tampak baik akan selamanya baik.
27. Ketungkulan dengah lepang benyanyi(terlena menedengar katak bernyanyi) : Suka banyak berhayal.
L
1. Lalo bawi dateng acong(pergi babi
datang pula anjing) : selalu menghadapi musuh yang sama jahatnya.
2. Lain bakat lain preq(lain yang kena lain yang merasa sakit) : merasa tersinggung padahal bukan terkait masalahnya.
3. Lalang gunung lalang segare(berjarak gunung dan laut) : terasa sulit untuk bertemu.
4. Ladik-ladik bontong wah ndeq araq(pisau tak bertangkai pun tak ada) : sudah tidak memiliki kekayaan lagi/jatuh miskin.
5. Lalang gunung saling tanggaq(berjarak dengan gunung saling cari) :hubungan yang sangat akrab, walau berjauhan masih saling cari.
6. Lantih maraq koak kaok(bersuara terus bagai burung koak kaok) : asal bicara, tapi tak ada artinya.
7. Lile-lile kelende(buah semangka merah isinya) : berpura-pura malu tapi mau.
8. Luweqan empat siq telu(lebih bayak empat dari tiga) : lebih banyak bohongnya ketimbang benarnya..
9. Luweqan takilan siq bebauan(lebih banyak sangu daripada hasil) : tak seimbang antara modal dengan keuntungan.
10. Luweqan dengan teriq siq anak batu(kebanyakan orang jatuh karena kerikil) : banyak orang rusak karena hal-hal yang spele.
2. Lain bakat lain preq(lain yang kena lain yang merasa sakit) : merasa tersinggung padahal bukan terkait masalahnya.
3. Lalang gunung lalang segare(berjarak gunung dan laut) : terasa sulit untuk bertemu.
4. Ladik-ladik bontong wah ndeq araq(pisau tak bertangkai pun tak ada) : sudah tidak memiliki kekayaan lagi/jatuh miskin.
5. Lalang gunung saling tanggaq(berjarak dengan gunung saling cari) :hubungan yang sangat akrab, walau berjauhan masih saling cari.
6. Lantih maraq koak kaok(bersuara terus bagai burung koak kaok) : asal bicara, tapi tak ada artinya.
7. Lile-lile kelende(buah semangka merah isinya) : berpura-pura malu tapi mau.
8. Luweqan empat siq telu(lebih bayak empat dari tiga) : lebih banyak bohongnya ketimbang benarnya..
9. Luweqan takilan siq bebauan(lebih banyak sangu daripada hasil) : tak seimbang antara modal dengan keuntungan.
10. Luweqan dengan teriq siq anak batu(kebanyakan orang jatuh karena kerikil) : banyak orang rusak karena hal-hal yang spele.
M
1. Manis-manis buaq
ara(manis-manisnya buah ara) : sekedar mendapatkan sesuatu tapi tidak
mengecewakan (daripada tidak sama sekali).
2. Maling kuih maling(maling teriak maling) : sulit menemukan mana lawan dan kawan.
3. Manis-manis tunduran gunung (indah cahaya gunung) : yang kelihatan baik, terkadang tidak sebaik yang sebenarnya.
4. Mangan jari tai(makan jadi tahi) : tidak memanfaatkan hidup untuk berfikir.
5. Maraq budun angsuh nat(bagai bisul membawa nanah) : sesuatu yang menyakitkan hati.
6. Maraq bukal mangan kemalem(bagai kelelawar makan malam hari) : kebiasaan orang yang tidak layak dikerjakan orang lain.
7. Maraq daun gero tipaq api(bagai daun kering jatuh kea pi) : harta benda yang hilang dalam waktu sekejap.
8. Maraq dengan bakat siq semputer (bagai orang terkena tumbal berputar) : Seperti tidak berpikir cara menyelesaikan persoalan.
9. Maraq buaq sigar dua (bagai pinang dibelah dua) : sama rupanya, mirip.
10. Maraq begantung bulu suwat (bagai bergantung pada sehelai rambut) : berada dalam bahaya.
11. Maraq biwih baun nyinggaq (seperti mulut dapat meminjam) : terlalu banyak ngomong, sampai orang bosan mendengarnya.
12. Maraq aiq betempuh minyak(bagai air bertemu minyak) : selalu beda pendapat, tidak pernah akor.
13. Maraq bateq kurangan waja (seperti parang kurang bajanya) : tak bisa diharapkan, tak bisa diberi tugas yang berat.
14. Maraq cucuk kedit bae (seperti mulut burung) : suka bicara yang ngawur.
15. Maraq gagak kber kemalem(seperti burung gagak terbang malam hari) : tak punya gambaran bagaimana memecahkan suatu masalah.
16. Maraq gangsing konteqan tali (bagai gasing kependekan tali) : sesuatu tak akan berhasil karena banyak kekurangannya.
17. Maraq geneng dait anak alu (seperti lesung dengan alu) : pasangan yang ideal.
18. Maraq bobok surak diriq (bagai daun kelapa kering menyoraki diri sendiri) : tidak merasa malu membuka aib sendiri.
19. Maraq dengan besopoq lampin (seperti anak menyatu dengan pokok) : tidak bisa akur.
20. Maraq dile kurangan minyak (bagai lampu kurang minyak) : kurang bergairah dalam hidupnya.
21. Maraq mpak jarian olas (seperti ikan menyibak air) : bicara yang tidak ada artinya.
22. Maraq idap tebilin mate (seperti rasanya ditinggal mati) : sangat sedih karena berpisah dengan orang yang dicintai.
23. Maraq kanak kurang umur (seperti anak kecil kurang umur) : lemah fisiknya sehingga tak bisa diandalkan untuk bekerja.
24. Maraq kaliomang oros balen (seperti siput laut membawa keongnya) : selalu berpindah-pindah tempat tinggalnya.
25. Maraq kerujuq lampaq lmpeng (seperti kepiting jalan miring) : tidak berani berterus terang, tidak berani berhadapan.
26. Maraq lepang dalem tengkulak (seperti katak dalam tempurung) : tak punya pengalaman karena yang diketahui hanya disitu saja.
27. Maraq manuk bekesene (seperti ayam bercermin) : berselisih pahan dalam satu keluarga dan merusak kerukunan keluarga tersebut.
28. Maraq kunyiq awor apuh (seperti kunyit bercampur dengan kapur sirih) : berubah dengan seketika.
29. Maraq kepait aluq tai (seperti ikan kepala timah menghadang tai) : berlomba merebut sesuatu yang menguntungkan dirinya.
30. Maraq meong sebok kungkuq (bagai kucing menyembunyikan kuku) : pura-pura bersikap bodoh.
31. Maraq meong kongkoq anak (seperti kucing memindahkan anaknya) : tak tetap tinggalnya.
32. Maraq mayung tame desa (bagai rusa masuk ke desa) : tercengang melihat keadaan yang tak pernah dilihatnya.
33. Maraq missal laying labir (bagai laying putus talinya) : bersikap pasrah, tak tahu kemana yang harus dituju.
34. Maraq nangke beleqan aten (seperti nangka lebih besar hatinya) : kemauan tak sesuai dengan kemampuan/lebih besar pasak daripada tiang.
35. Maraq empiq bakat siq aiq (bagai kerak nasi terkena air) : sok jagoan, bila dilawan tak berani.
36. Maraq kelampan teres (seperti jalannya semut) : tak bisa bergerak yang gesit, tak bisa berjalan cepat.
37. Maraq ompok benang kerukut (seperti menggulung benang kusut) : menyelesaikan masalah yang rumit.
38. Maraq peje tesiaq bagiq (seperti ikan yang diasinkan) : tak berdaya untuk melawan.
39. Maraq sampi antih gawe (seperti sapi menunggu saat pesta) : tinggal menunggu datangnya hukuman atas kesalahannya.
40. Maraq sbeng godek ngantok (seperti wajah kera mengantuk) : tak punya gairah untuk kerja.
41. Maraq unin sampi tegorok (seperti suara sapi disembelih) : dalam situasi yang kritis.
42. Maraq sbeng pelandang (seperti wajah Bandar judi) : orang yang sulit diterka, apa keinginannya.
43. Maraq tau selaq kemenahan (seperti leak ksiangan) : menemui kesulitan karena tidak tepat waktu.
44. Maraq teloq lawan batu (seperti telur melawan batu) : perlawanan yang tak seimbang.
45. Maraq ujat bebulu manuk (seperti musang berbulu ayam) : bertemu musuh dikalangan sendiri, musuh dalam selimut.
46. Mate langkep taoq bengan (mati telungkup hanya di tempat) : menginginkan sesuatu tapi tak punya upaya.
47. Maraq umbak penyorong kapal (seperti ombak mendorong kapal) angan-angan yang berlebihan.
48. Mule turunan blae (memang turunan ular kobra) : keturunan orang pintar/berilmu.
49. Mule iya taoq iye (memang sudah kesanggupannya) : memang sudah suratan takdirnya.
2. Maling kuih maling(maling teriak maling) : sulit menemukan mana lawan dan kawan.
3. Manis-manis tunduran gunung (indah cahaya gunung) : yang kelihatan baik, terkadang tidak sebaik yang sebenarnya.
4. Mangan jari tai(makan jadi tahi) : tidak memanfaatkan hidup untuk berfikir.
5. Maraq budun angsuh nat(bagai bisul membawa nanah) : sesuatu yang menyakitkan hati.
6. Maraq bukal mangan kemalem(bagai kelelawar makan malam hari) : kebiasaan orang yang tidak layak dikerjakan orang lain.
7. Maraq daun gero tipaq api(bagai daun kering jatuh kea pi) : harta benda yang hilang dalam waktu sekejap.
8. Maraq dengan bakat siq semputer (bagai orang terkena tumbal berputar) : Seperti tidak berpikir cara menyelesaikan persoalan.
9. Maraq buaq sigar dua (bagai pinang dibelah dua) : sama rupanya, mirip.
10. Maraq begantung bulu suwat (bagai bergantung pada sehelai rambut) : berada dalam bahaya.
11. Maraq biwih baun nyinggaq (seperti mulut dapat meminjam) : terlalu banyak ngomong, sampai orang bosan mendengarnya.
12. Maraq aiq betempuh minyak(bagai air bertemu minyak) : selalu beda pendapat, tidak pernah akor.
13. Maraq bateq kurangan waja (seperti parang kurang bajanya) : tak bisa diharapkan, tak bisa diberi tugas yang berat.
14. Maraq cucuk kedit bae (seperti mulut burung) : suka bicara yang ngawur.
15. Maraq gagak kber kemalem(seperti burung gagak terbang malam hari) : tak punya gambaran bagaimana memecahkan suatu masalah.
16. Maraq gangsing konteqan tali (bagai gasing kependekan tali) : sesuatu tak akan berhasil karena banyak kekurangannya.
17. Maraq geneng dait anak alu (seperti lesung dengan alu) : pasangan yang ideal.
18. Maraq bobok surak diriq (bagai daun kelapa kering menyoraki diri sendiri) : tidak merasa malu membuka aib sendiri.
19. Maraq dengan besopoq lampin (seperti anak menyatu dengan pokok) : tidak bisa akur.
20. Maraq dile kurangan minyak (bagai lampu kurang minyak) : kurang bergairah dalam hidupnya.
21. Maraq mpak jarian olas (seperti ikan menyibak air) : bicara yang tidak ada artinya.
22. Maraq idap tebilin mate (seperti rasanya ditinggal mati) : sangat sedih karena berpisah dengan orang yang dicintai.
23. Maraq kanak kurang umur (seperti anak kecil kurang umur) : lemah fisiknya sehingga tak bisa diandalkan untuk bekerja.
24. Maraq kaliomang oros balen (seperti siput laut membawa keongnya) : selalu berpindah-pindah tempat tinggalnya.
25. Maraq kerujuq lampaq lmpeng (seperti kepiting jalan miring) : tidak berani berterus terang, tidak berani berhadapan.
26. Maraq lepang dalem tengkulak (seperti katak dalam tempurung) : tak punya pengalaman karena yang diketahui hanya disitu saja.
27. Maraq manuk bekesene (seperti ayam bercermin) : berselisih pahan dalam satu keluarga dan merusak kerukunan keluarga tersebut.
28. Maraq kunyiq awor apuh (seperti kunyit bercampur dengan kapur sirih) : berubah dengan seketika.
29. Maraq kepait aluq tai (seperti ikan kepala timah menghadang tai) : berlomba merebut sesuatu yang menguntungkan dirinya.
30. Maraq meong sebok kungkuq (bagai kucing menyembunyikan kuku) : pura-pura bersikap bodoh.
31. Maraq meong kongkoq anak (seperti kucing memindahkan anaknya) : tak tetap tinggalnya.
32. Maraq mayung tame desa (bagai rusa masuk ke desa) : tercengang melihat keadaan yang tak pernah dilihatnya.
33. Maraq missal laying labir (bagai laying putus talinya) : bersikap pasrah, tak tahu kemana yang harus dituju.
34. Maraq nangke beleqan aten (seperti nangka lebih besar hatinya) : kemauan tak sesuai dengan kemampuan/lebih besar pasak daripada tiang.
35. Maraq empiq bakat siq aiq (bagai kerak nasi terkena air) : sok jagoan, bila dilawan tak berani.
36. Maraq kelampan teres (seperti jalannya semut) : tak bisa bergerak yang gesit, tak bisa berjalan cepat.
37. Maraq ompok benang kerukut (seperti menggulung benang kusut) : menyelesaikan masalah yang rumit.
38. Maraq peje tesiaq bagiq (seperti ikan yang diasinkan) : tak berdaya untuk melawan.
39. Maraq sampi antih gawe (seperti sapi menunggu saat pesta) : tinggal menunggu datangnya hukuman atas kesalahannya.
40. Maraq sbeng godek ngantok (seperti wajah kera mengantuk) : tak punya gairah untuk kerja.
41. Maraq unin sampi tegorok (seperti suara sapi disembelih) : dalam situasi yang kritis.
42. Maraq sbeng pelandang (seperti wajah Bandar judi) : orang yang sulit diterka, apa keinginannya.
43. Maraq tau selaq kemenahan (seperti leak ksiangan) : menemui kesulitan karena tidak tepat waktu.
44. Maraq teloq lawan batu (seperti telur melawan batu) : perlawanan yang tak seimbang.
45. Maraq ujat bebulu manuk (seperti musang berbulu ayam) : bertemu musuh dikalangan sendiri, musuh dalam selimut.
46. Mate langkep taoq bengan (mati telungkup hanya di tempat) : menginginkan sesuatu tapi tak punya upaya.
47. Maraq umbak penyorong kapal (seperti ombak mendorong kapal) angan-angan yang berlebihan.
48. Mule turunan blae (memang turunan ular kobra) : keturunan orang pintar/berilmu.
49. Mule iya taoq iye (memang sudah kesanggupannya) : memang sudah suratan takdirnya.
N
1. Nangis dengan suaren mesaq (nangis
mendengar suara sendiri) : prihatin atas nasib yang dideritanya.
2. Ndaq empahan simbur paleng (jangan main-main dengan ikan lele pingsan) : musuh yang lemah jangan dikiran tak berbahaya.
3. Ndaq cobaq lawan belabur (jangan main-main menentang arus) : jangan cari bahaya/melawan kalau kira-kira tak mampu menghadapinya.
4. Ndaq girang pataq paren dengan (jangan suka mengetam/memanen padi orang) jangan mengganggu ketenangan orang lain.
5. Ndaq jauq api, bagusan jauq aiq (jangan bawa api, lebih baik bawa air) : jangan jadi propokator, lebih baik melerai/jadi penengah.
6. Ndaq kerisaq pager dengan, kerisaq juluq pager mesaq (jangan perbaiki pagar orang, perbaiki dulu pagar milik sendiri) : jangan mengoreksi kesalahan orang, tapi koreksi dulu kesalahan sendiri.
7. Ndeq araq maling mele ngaku (tak ada pencuri yang mau mengaku) : mana ada penjahat yang mangatakan dirinya penjahat.
8. Ndeq araq duwi leq elaq (tak ada duri di lidah) bicara yang ngawur tanpa memperhitungkan ketersinggungan orang lain.
9. Ndeq araq pengengat malik (tak pernah melihat lagi) : tak bisa balas budi, tak mau berterimakasih.
10. Ndeq araq sampi mate siq pupaq (tak ada sapi mati karena rumput) : manusia mati Karen batas ajalnya.
2. Ndaq empahan simbur paleng (jangan main-main dengan ikan lele pingsan) : musuh yang lemah jangan dikiran tak berbahaya.
3. Ndaq cobaq lawan belabur (jangan main-main menentang arus) : jangan cari bahaya/melawan kalau kira-kira tak mampu menghadapinya.
4. Ndaq girang pataq paren dengan (jangan suka mengetam/memanen padi orang) jangan mengganggu ketenangan orang lain.
5. Ndaq jauq api, bagusan jauq aiq (jangan bawa api, lebih baik bawa air) : jangan jadi propokator, lebih baik melerai/jadi penengah.
6. Ndaq kerisaq pager dengan, kerisaq juluq pager mesaq (jangan perbaiki pagar orang, perbaiki dulu pagar milik sendiri) : jangan mengoreksi kesalahan orang, tapi koreksi dulu kesalahan sendiri.
7. Ndeq araq maling mele ngaku (tak ada pencuri yang mau mengaku) : mana ada penjahat yang mangatakan dirinya penjahat.
8. Ndeq araq duwi leq elaq (tak ada duri di lidah) bicara yang ngawur tanpa memperhitungkan ketersinggungan orang lain.
9. Ndeq araq pengengat malik (tak pernah melihat lagi) : tak bisa balas budi, tak mau berterimakasih.
10. Ndeq araq sampi mate siq pupaq (tak ada sapi mati karena rumput) : manusia mati Karen batas ajalnya.
11. Ndeq bani esot buit (tak berani
beringsut dari duduknya) : tak berani meninggalkan kampung halamannya/mau
kumpul dengan keluarga saja.
12. Ndeq bani tempuh dengan lueq(tak berani bertemu dengan orang banyak) : pemalu, merasa rendah diri.
13. Ndeq araq tunjang takut tai(tak ada tongkat yang takut tai/tinja) : laki-laki tak akan menolak tawaran wanita yang agresif.
14. Ndeq bau kurang takilan(tak mau kurang bekal) : tak bisa kurang isi perut, tak bisa menahan lapar.
15. Ndeq man muni gong wah nginggek(belum gong berbunyi, sudah menari) : belum berhasil, tapi sudah duluan puas.
16. Nun ngentut nun nai(begitu kentut langsung berak) : tidak sabaran, ingin selalu cepat selesai.
17. Ngopah jangke kowok bucun biwih(ngomong terus sampai sudut bibirnya berbusa) : terus bicara tanpa ada isinya.
18. Ngumbang maraq pepadu peta tanding (bagai jagoan mencari lawan) : mencari perhatian dengan cara yang tidak biasa diperbuat orang.
19. Nyiur toaq lueqan santen (kelapa tua lebih banyak santannya) : orang tua lebih berpengalaman.
20. Nyupak doang taoq tao (hanya pintar sepeti cupak) : tak mau lelah tapi maunya terima hasil saja.
12. Ndeq bani tempuh dengan lueq(tak berani bertemu dengan orang banyak) : pemalu, merasa rendah diri.
13. Ndeq araq tunjang takut tai(tak ada tongkat yang takut tai/tinja) : laki-laki tak akan menolak tawaran wanita yang agresif.
14. Ndeq bau kurang takilan(tak mau kurang bekal) : tak bisa kurang isi perut, tak bisa menahan lapar.
15. Ndeq man muni gong wah nginggek(belum gong berbunyi, sudah menari) : belum berhasil, tapi sudah duluan puas.
16. Nun ngentut nun nai(begitu kentut langsung berak) : tidak sabaran, ingin selalu cepat selesai.
17. Ngopah jangke kowok bucun biwih(ngomong terus sampai sudut bibirnya berbusa) : terus bicara tanpa ada isinya.
18. Ngumbang maraq pepadu peta tanding (bagai jagoan mencari lawan) : mencari perhatian dengan cara yang tidak biasa diperbuat orang.
19. Nyiur toaq lueqan santen (kelapa tua lebih banyak santannya) : orang tua lebih berpengalaman.
20. Nyupak doang taoq tao (hanya pintar sepeti cupak) : tak mau lelah tapi maunya terima hasil saja.
O
1. Olah-olah daun biraq(lauk urap
dari daun talas) : yang penting gaya walau perut lapar.
2. Odaqan aten angen batur(membuat kecil hati teman) : suka menggagalkan rencana orang lain.
2. Odaqan aten angen batur(membuat kecil hati teman) : suka menggagalkan rencana orang lain.
P
1. Pade paoq dait asem(mangga mudan
dan asam sama-sama kecut) : sama-sama membuat orang jadi susah.
2. Pade-pade betukah tatu(sama-sama tukar luka/cacat) sama-sama menderita rugi akibat permusuhan.
3. Paeq-paeq siye(asin-asin rasa garam) : walau mendapat sedikit tapi bermanfaat.
4. Pait-pait buaq peria masih araq baun telen(walau pahit rasa buah peria masih bisa ditelan) : walau ucapan tidak enak didengar, tapi bermanfaat bagi kemaslahatan bersama.
5. Paleng berangen taoq bengan(pingsan berangan-angan di tempat) : sesuatu yang sangat diinginkan namun tidak kesampaian/tak dilaksanakan
6. Paleng lelah ndeq araq upaq(sampai lelah tapi tak ada hasil/upahnya) : buang-buang waktu/pengorbanan yang sia-sia.
7. Pare reket pare rau(padi ketan padi tegalan) : dalam memperebutkan sesuatu, terkadang siapa cepat dia yang dapat.
8. Paran pusake ndeq iniw bih(dikira harta benda/warisan tak bisa habis) : Harta benda berapapun banyaknya bisa habis jika tak bisa dijaga sebagai amanat.
9. Pasang tabuh betimuq-bebat(pasang tampang ke timur ke barat) : suka mencari perhatian.
10. Pasek desa ilang sirna(pasak desa hilang musnah) : kehilangan seorang pemimpin yang sangat dicintai.
11. Patung pituq ndeq bau surut(dikeroyok tujuh orang tak mau mundur) : teguh pada pendirian.
12. Pelagaq lekong belah(bermain toplok dengan kemiri) : pekerjaan yang sia-sia.
2. Pade-pade betukah tatu(sama-sama tukar luka/cacat) sama-sama menderita rugi akibat permusuhan.
3. Paeq-paeq siye(asin-asin rasa garam) : walau mendapat sedikit tapi bermanfaat.
4. Pait-pait buaq peria masih araq baun telen(walau pahit rasa buah peria masih bisa ditelan) : walau ucapan tidak enak didengar, tapi bermanfaat bagi kemaslahatan bersama.
5. Paleng berangen taoq bengan(pingsan berangan-angan di tempat) : sesuatu yang sangat diinginkan namun tidak kesampaian/tak dilaksanakan
6. Paleng lelah ndeq araq upaq(sampai lelah tapi tak ada hasil/upahnya) : buang-buang waktu/pengorbanan yang sia-sia.
7. Pare reket pare rau(padi ketan padi tegalan) : dalam memperebutkan sesuatu, terkadang siapa cepat dia yang dapat.
8. Paran pusake ndeq iniw bih(dikira harta benda/warisan tak bisa habis) : Harta benda berapapun banyaknya bisa habis jika tak bisa dijaga sebagai amanat.
9. Pasang tabuh betimuq-bebat(pasang tampang ke timur ke barat) : suka mencari perhatian.
10. Pasek desa ilang sirna(pasak desa hilang musnah) : kehilangan seorang pemimpin yang sangat dicintai.
11. Patung pituq ndeq bau surut(dikeroyok tujuh orang tak mau mundur) : teguh pada pendirian.
12. Pelagaq lekong belah(bermain toplok dengan kemiri) : pekerjaan yang sia-sia.
13. Pepadu pileq tanding(jagoan memilih tanding) : berkemampuan tinggi yang tak mau asal-asalan karena yakin akan kemampuannya.
14. Pinaq dengan jari ban serep(membikin orang jadi ban cadangan) : bersikap baik ketika hanya sedang membutuhkan saja.
15. Penyakap juluan betadah(penggarap lebih dulu kaya) : orang yang tak bisa diberi kepercayaan.
Q
1. Qur’an hadis jari
kancente(bercermin pada qur’an dan hadits) : taat melaksanakan perintah agama.
R
1. Rantek btek kiri bakat btek
kanan(menebas tangan kiri yang kena tangan kanan) : serba salah karena
sama-sama berakibat mudarat.
2. Rantek iman mesaq(menebas tangan sendiri) : celaka oleh perbuatan sendiri.
2. Rantek iman mesaq(menebas tangan sendiri) : celaka oleh perbuatan sendiri.
S
1. Sampi betali pepit manusia betali
raos(sapi berikat tali manusia terikat mulutnya) : baik buruknya manusia
ditentukan oleh pembicaraannya.
2. Sakit bayu menang perasaq(cemburu karena pengaruh perasaan) : sangat curiga karena menilai orang dengan perasaan.
3. Segiling segeleng segulung lekoq(seperti jadi satu giling, satu gulung kecil dan satu gulung besar sirih) : jika hancur sama-sama hancur/senasib sepenanggungan.
4. Segeleng lekoq segulung daun(segulung kecil sirih segulung besar daun pisang) : biar kecil tapi berguna.
5. Sejelo beridap setaun(sehari serasa setahun) : tak sabaran menunggu.
6. Semake anyam bubuk kayuq(bagai menyimpan bubuk kayu) sulit hidup bersama orang tak jujur.
7. Semake kaken barak api(bagai makan bara api) : memakan barang haram.
8. Semake kerigiq lawan tijoq(bagai kelingkin melawan telunjuk) : perlawanan yang tak seimbang.
9. Semake anyam acong kurus, wah mokoh kaken epen(bagai memelihara anjing kurus, setelah gemuk menggigit tuannya) : orang yang tak bisa membalas budi baik.
10. Semake pesiaq kereng robek(bagai memperebutkan sarung robek) : permusuhan terjadi karena masalah yang tak berguna.
11. Semake siaq aiq segare(bagai menggarami air laut) : pekerjaan yang sia-sia.
12. Serah mayung sebungkun(menyerahkan seekor rusa) : menyerahkan tanggungjawab/kewajiban kepada orang lain.
13. Serembat siq kakelan(berat karena makanan) : merasa khawatir menemui hal yang buruk.
14. Serut cine sampat besi(ketam buatan cina sapu dari besi) : memanfaatkan peluang untuk menumpuk kekayaan yang banyak.
15. Sorong batur jok lelongkang(mendorong telam ke dalam lubang) : mencelakakan orang lain.
16. Sifat mpaq pesopoq diriq(sifat ikan yang berkumpul) : rasa setia kawan/persatuan yang tinggi.
17. Semake sorong montor mogoq (bagai mendorong mobil mogok): memberi bantuan kepada orang lain yang tak mau berterimakasih.
2. Sakit bayu menang perasaq(cemburu karena pengaruh perasaan) : sangat curiga karena menilai orang dengan perasaan.
3. Segiling segeleng segulung lekoq(seperti jadi satu giling, satu gulung kecil dan satu gulung besar sirih) : jika hancur sama-sama hancur/senasib sepenanggungan.
4. Segeleng lekoq segulung daun(segulung kecil sirih segulung besar daun pisang) : biar kecil tapi berguna.
5. Sejelo beridap setaun(sehari serasa setahun) : tak sabaran menunggu.
6. Semake anyam bubuk kayuq(bagai menyimpan bubuk kayu) sulit hidup bersama orang tak jujur.
7. Semake kaken barak api(bagai makan bara api) : memakan barang haram.
8. Semake kerigiq lawan tijoq(bagai kelingkin melawan telunjuk) : perlawanan yang tak seimbang.
9. Semake anyam acong kurus, wah mokoh kaken epen(bagai memelihara anjing kurus, setelah gemuk menggigit tuannya) : orang yang tak bisa membalas budi baik.
10. Semake pesiaq kereng robek(bagai memperebutkan sarung robek) : permusuhan terjadi karena masalah yang tak berguna.
11. Semake siaq aiq segare(bagai menggarami air laut) : pekerjaan yang sia-sia.
12. Serah mayung sebungkun(menyerahkan seekor rusa) : menyerahkan tanggungjawab/kewajiban kepada orang lain.
13. Serembat siq kakelan(berat karena makanan) : merasa khawatir menemui hal yang buruk.
14. Serut cine sampat besi(ketam buatan cina sapu dari besi) : memanfaatkan peluang untuk menumpuk kekayaan yang banyak.
15. Sorong batur jok lelongkang(mendorong telam ke dalam lubang) : mencelakakan orang lain.
16. Sifat mpaq pesopoq diriq(sifat ikan yang berkumpul) : rasa setia kawan/persatuan yang tinggi.
17. Semake sorong montor mogoq (bagai mendorong mobil mogok): memberi bantuan kepada orang lain yang tak mau berterimakasih.
T
1. Taker belabur isiqbelintak
(menahan banjir dengan tanah) : pekerjaan yang sia-sia.
2. Takut teparan bongoh(takut dikira bodoh) : takut kehilangan kepercayaan.
3. Takut tesekaq rebaq jaq payu(takut disaingi malah jadi jatuh) : tak mau sedikit berkorban malah akhirnya jadi korban.
4. Takut ulah dalem ceraken(takut ular dalam ketak) : terlalu khawatir.
5. Tebelan lendong dait isi(tebal kulit ketimbang isi) : tak seimbang antara kemamuan dan kemampuan.
6. Takut isiq lingon mesaq(takut bayangan sendiri) : perasaan takut oleh perbuatan diri sendiri.
7. Tepinaq jari penumput longkang(dibikin untuk menutupi lubang) : digunakan sebagai alat untuk menutupi aib pada orang banyak.
8. Tesorong isiq janji(didorong oleh nasib) : itu sudah takdir yang tak bisa dielakkan.
9. Teteh-teteh kambut basaq(bagai membuang sabut basah) : mula-mula tidak senang, akhirnya menjadi suka.
10. Tijoq nanjek andang julu, nae begaet ojok muri(telunjuk lurus ke depan, kaki mengait ke belakang) : pejabat yang pura-pura bersih.
11. Tukah sampi isiq rarit, tukah pare isiq beras(menukar sapi dengan daging. Menukar padi dengan beras) orang pemalas, tak mau kerja berat.
12. Tulung diriq isiq aiq seruang (menolong diri dengan air yang dimantra) : usaha harus dilakukan jika menghadapi kesusahan.
13. To lain jaum to lain benang(kemana arah jarum kesana pula arah benang) : rakyat akan taat bila pemimpinnya berlaku adil dan bijaksana.
14. Tungkeq batur lemun wah besuh(memantati teman jika sudah kenyang) : tak bisa membalas jasa baik orang.
2. Takut teparan bongoh(takut dikira bodoh) : takut kehilangan kepercayaan.
3. Takut tesekaq rebaq jaq payu(takut disaingi malah jadi jatuh) : tak mau sedikit berkorban malah akhirnya jadi korban.
4. Takut ulah dalem ceraken(takut ular dalam ketak) : terlalu khawatir.
5. Tebelan lendong dait isi(tebal kulit ketimbang isi) : tak seimbang antara kemamuan dan kemampuan.
6. Takut isiq lingon mesaq(takut bayangan sendiri) : perasaan takut oleh perbuatan diri sendiri.
7. Tepinaq jari penumput longkang(dibikin untuk menutupi lubang) : digunakan sebagai alat untuk menutupi aib pada orang banyak.
8. Tesorong isiq janji(didorong oleh nasib) : itu sudah takdir yang tak bisa dielakkan.
9. Teteh-teteh kambut basaq(bagai membuang sabut basah) : mula-mula tidak senang, akhirnya menjadi suka.
10. Tijoq nanjek andang julu, nae begaet ojok muri(telunjuk lurus ke depan, kaki mengait ke belakang) : pejabat yang pura-pura bersih.
11. Tukah sampi isiq rarit, tukah pare isiq beras(menukar sapi dengan daging. Menukar padi dengan beras) orang pemalas, tak mau kerja berat.
12. Tulung diriq isiq aiq seruang (menolong diri dengan air yang dimantra) : usaha harus dilakukan jika menghadapi kesusahan.
13. To lain jaum to lain benang(kemana arah jarum kesana pula arah benang) : rakyat akan taat bila pemimpinnya berlaku adil dan bijaksana.
14. Tungkeq batur lemun wah besuh(memantati teman jika sudah kenyang) : tak bisa membalas jasa baik orang.
U
1. Ukur langit kadu tijoq(mengukur
langit dengan telunjuk) : hanya menggunakan perasaan saja, yanpa menggunakan
akal.
2. Umpame kereng jari bebasaq(missal kain hanya dipakai mandi) : hanya digunakan ketika diperlukan dalam persoalan yang sulit.
3. Ujat besebo dalem kerongkong(musang bersembunyi dalam lubang) : sulit menghadapi musuh yang tak tampak.
4. Ungkah-ungkah mbur teres(bagai membongkar sarang semut) : mengungkit persoalan lama yang sudah selesai.
5. Uyut bender taoq bengan (rebut disitu saja) : tidak ada tiundak lanjut, tidak berkesudahan.
6. Uwung gunung sere tinggang(meninggikan gunung) : justru orang miskin yang memberi kepada orang kaya.
2. Umpame kereng jari bebasaq(missal kain hanya dipakai mandi) : hanya digunakan ketika diperlukan dalam persoalan yang sulit.
3. Ujat besebo dalem kerongkong(musang bersembunyi dalam lubang) : sulit menghadapi musuh yang tak tampak.
4. Ungkah-ungkah mbur teres(bagai membongkar sarang semut) : mengungkit persoalan lama yang sudah selesai.
5. Uyut bender taoq bengan (rebut disitu saja) : tidak ada tiundak lanjut, tidak berkesudahan.
6. Uwung gunung sere tinggang(meninggikan gunung) : justru orang miskin yang memberi kepada orang kaya.
W
1. Wanen leq dalem petarang(berani
di dalam sangkar saja) : hanya berani di tempat orang banyak saja
2. Wade dengan paling tao(hanya melihat kekurangan orang saja) : terlalu banyak menyalahkan orang
3. Waye mensiat ndeq araq gegaman(saat berperang tak ada senjata) : tak punya persiapan menghadapi kesulitan.
2. Wade dengan paling tao(hanya melihat kekurangan orang saja) : terlalu banyak menyalahkan orang
3. Waye mensiat ndeq araq gegaman(saat berperang tak ada senjata) : tak punya persiapan menghadapi kesulitan.
Y
1.
Ye solah ye lenge (baik buruknya sama) sangat
meragukan, dikerjakan salah, tidak dikerjakan
juga salah.