Sabtu, 23 Januari 2016

unsur intrinsik dalam cerita rekaan

A. UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK 
1. UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM CERITA REKAAN Unsur intrinsik dalam cerita rekaan adalah unsur batiniah, yang merupakan sifat atau bagian dasar dari cerita rekaaan (Sudjiman, 1990:37). Unsur-unsur intrinsik ini antara lain adalah alur, latar, pusat pengisahan, gaya (bahasa) dan tema.
a. Unsur alur (plot) Menelusuri paparan peristiwa dalam urutan waktu atau dalam hubungan-hubungan yang sudah diperhitungkan oleh pengarangnya, dan mempunyai hubungan sebab akibat. Awalnya adalah seorang gadis tamatan SMP, bernama Rabiah, yang merasa malu karena sindiran, dan ejekan orang-orang kampung perihal pekerjaan ayahnya sebagai tukang cukur. Rasa malu yang ia pendam sejak kecil sampai saat ia menyebarkan undangan pernikahannya., ditumpahkannya pada ibunya. Ia malu sebagai anak tukang cukur. Tetapi ibunya justru menasihatinya, bahwa semua pekerjaan itu mulia. Ini yang menyebabkan perang batin Rabiah semakin berlanjut. Bahkan calon suaminya Sukri, seorang pegawai negeri, memakan waktu yang cukup lama untuk mengetahui apa pekerjaan Ayah Rabiah yang selalu ditutupinya rapat-rapat. Ia malu pada calon suaminya, meskipun sukri setelah mengenal Ayah Rabiah seorang tukang cukur, tidak terpengaruhi sama sekali. Begitulah peristiwa demi peristiwa terus meluncur secara kronologis dalam kaitan sebab akibat sampai akhir kisah. Rangkaian peristiwa yang tersusun berdasarkan hubungan sebab-akibat itulah yang disebut dengan unsure alur.
b. Unsur tokoh dan penokohan Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan didalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1990 :79). Sedangkan penokohan atau perwatakan ialah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh di dalam karya sastra (Ibid, 1990:61). Dalam cerpen “kado perkawinan” tokoh-tokohnya antara lain : Rabiah, suaminya, bapak Rabiah, ibu Rabiah, para tetangga dan sebagainya. Sehubungan dengna tokoh, dikenal tokoh utama, yang senantiasa ada dalam setiap oeristiwa di dalam cerita, seperti halnya tokoh Rabiah, dan tokoh bawahan atau tambahaan seperti suami Rabiah, ibunya, dan bapaknya, yang mendukung keberadaan tokoh utama (Stanton, 1965 : 17). Sementara itu, tokoh-tokoh dalam cerita rekaan haruslah lifelikeness, memiliki sifat seperti kehidupan sebenarnya (Kenney,1966:24-27) seperti halnya Rabiah. Untuk menentukan siapakah yang menjadi tokoh utamanya, criteria yang biasa digunakan ialah tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, tokoh yang paling banyak dikisahkan oleh pengarangnya, dan tokoh yang paling banyak terlibat dengan tema cerita.
c. Unsur latar Segala sesuatu dalam kehidupan ini harus terjadi pada suatu tempat dan waktu. Cerita rekaan adalah dunia kata-kata yang di dalamnya terdapat kehidupan para tokohnyadalam rentetan peristiwa. Dengan demikian cerita rekaan pun tidak terlepas dari tempat dan waktu pula. Unsur yang menunujukkan di mana dan kapan peristiwa-peristiwa dalam kisah itu berlangsung disebut latar (setting). Abramas (1981:175) mendeskripsikan latar menjadi tiga kategori, yaitu tempat, waktu dan sosial. Yang dimaksud dengan latar tempet adalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah geografis, latar waktu berkaitan dengan masalah-masalah historis, dan latar sosial yang berhubungan dengan kehidupan kemasyarakatan.
 d. Unsur sudut pandang Istilah sudut pandang diartikan oleh Stanto (1965:26) sebagi posisi pengarang terdapat peristiwa-peristiwa di dalam cerita. Untuk mengisahkan lakuan dalam sebuah novel misalnya, pengarah dapat memilih dari sudut mana ia menyajikannya. Pada garis besarnya hanya ada dua yakni insider (pengarang ikut mengambil peran dalam cerita) dan outsider (pengarang berdiri sebagai orang yang berada di luar cerita).
e. Unsur Gaya Gaya erat hubungannya dengan nada cerita. Gaya merupakan cara pemakaian bahsa yang spesifik dari seorang pengarang. Gaya merupakan sarana yang dipergunakan pengarang dalam mencapai tujuan yakni nada cerita (Kenney, 1966:57). Jika kita akan menganalisis gaya dalam cerita rekaan bearti kita menganalisis bentuk verbal cerita rekaan tersebut, seperti bagaimana pengarang memilih diksi, imaji, susunan tata kata kalimatnya. Gaya seorang pengarang yang satu tidak akan sama dengan pengarang yang lainnya. Sementara itu, nada yang tampil akibat penggunaan gaya berbahasanya, berkisar pada nada ironis, humoris, tragis, menjijikkan, religious, romantik, kasar, dan sebagainya.
f. Unsur Tema Tema adalah makna cerita, gagasan utama, atau dasar cerita. Tema hendaknya dibedakan dengan topik (Kenney, 1966: 89-90). Tema dalam suatu cerita adalah gagasan sentralnya. Topik adalah pokok pembicaraan, yang berhubungan dengan atau yang ditunjukkan oleh cerita. Tema lebih merupakan komentar terhadap topik, baik secara tersirat tersurat. Di dalam tema yang tekandung. Dalam sikap pengarang terhadap topik cerita. Dalam kaitannya dengan pengalaman pengarang, tema adalah sesuatu yang diciptakan oleh pengarang sehubungan dengan pengalaman yang diekspresikannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar