A. UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
1.
UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM CERITA REKAAN Unsur intrinsik dalam cerita rekaan
adalah unsur batiniah, yang merupakan sifat atau bagian dasar dari cerita
rekaaan (Sudjiman, 1990:37). Unsur-unsur intrinsik ini antara lain adalah alur,
latar, pusat pengisahan, gaya (bahasa) dan tema.
a. Unsur alur (plot) Menelusuri paparan peristiwa
dalam urutan waktu atau dalam hubungan-hubungan yang sudah diperhitungkan oleh
pengarangnya, dan mempunyai hubungan sebab akibat. Awalnya adalah seorang gadis
tamatan SMP, bernama Rabiah, yang merasa malu karena sindiran, dan ejekan
orang-orang kampung perihal pekerjaan ayahnya sebagai tukang cukur. Rasa malu
yang ia pendam sejak kecil sampai saat ia menyebarkan undangan pernikahannya.,
ditumpahkannya pada ibunya. Ia malu sebagai anak tukang cukur. Tetapi ibunya
justru menasihatinya, bahwa semua pekerjaan itu mulia. Ini yang menyebabkan
perang batin Rabiah semakin berlanjut. Bahkan calon suaminya Sukri, seorang
pegawai negeri, memakan waktu yang cukup lama untuk mengetahui apa pekerjaan
Ayah Rabiah yang selalu ditutupinya rapat-rapat. Ia malu pada calon suaminya,
meskipun sukri setelah mengenal Ayah Rabiah seorang tukang cukur, tidak
terpengaruhi sama sekali. Begitulah peristiwa demi peristiwa terus meluncur
secara kronologis dalam kaitan sebab akibat sampai akhir kisah. Rangkaian
peristiwa yang tersusun berdasarkan hubungan sebab-akibat itulah yang disebut
dengan unsure alur.
b. Unsur tokoh dan penokohan Tokoh adalah individu
rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan didalam berbagai peristiwa dalam
cerita (Sudjiman, 1990 :79). Sedangkan penokohan atau perwatakan ialah
penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh di dalam karya sastra (Ibid, 1990:61).
Dalam cerpen “kado perkawinan” tokoh-tokohnya antara lain : Rabiah, suaminya,
bapak Rabiah, ibu Rabiah, para tetangga dan sebagainya. Sehubungan dengna
tokoh, dikenal tokoh utama, yang senantiasa ada dalam setiap oeristiwa di dalam
cerita, seperti halnya tokoh Rabiah, dan tokoh bawahan atau tambahaan seperti
suami Rabiah, ibunya, dan bapaknya, yang mendukung keberadaan tokoh utama
(Stanton, 1965 : 17). Sementara itu, tokoh-tokoh dalam cerita rekaan haruslah
lifelikeness, memiliki sifat seperti kehidupan sebenarnya (Kenney,1966:24-27)
seperti halnya Rabiah. Untuk menentukan siapakah yang menjadi tokoh utamanya,
criteria yang biasa digunakan ialah tokoh yang paling banyak berhubungan dengan
tokoh lain, tokoh yang paling banyak dikisahkan oleh pengarangnya, dan tokoh
yang paling banyak terlibat dengan tema cerita.
c. Unsur latar Segala sesuatu dalam kehidupan ini
harus terjadi pada suatu tempat dan waktu. Cerita rekaan adalah dunia kata-kata
yang di dalamnya terdapat kehidupan para tokohnyadalam rentetan peristiwa.
Dengan demikian cerita rekaan pun tidak terlepas dari tempat dan waktu pula.
Unsur yang menunujukkan di mana dan kapan peristiwa-peristiwa dalam kisah itu
berlangsung disebut latar (setting). Abramas (1981:175) mendeskripsikan latar
menjadi tiga kategori, yaitu tempat, waktu dan sosial. Yang dimaksud dengan
latar tempet adalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah geografis, latar
waktu berkaitan dengan masalah-masalah historis, dan latar sosial yang
berhubungan dengan kehidupan kemasyarakatan.
d. Unsur
sudut pandang Istilah sudut pandang diartikan oleh Stanto (1965:26) sebagi
posisi pengarang terdapat peristiwa-peristiwa di dalam cerita. Untuk
mengisahkan lakuan dalam sebuah novel misalnya, pengarah dapat memilih dari
sudut mana ia menyajikannya. Pada garis besarnya hanya ada dua yakni insider
(pengarang ikut mengambil peran dalam cerita) dan outsider (pengarang berdiri
sebagai orang yang berada di luar cerita).
e. Unsur Gaya Gaya erat hubungannya dengan nada
cerita. Gaya merupakan cara pemakaian bahsa yang spesifik dari seorang
pengarang. Gaya merupakan sarana yang dipergunakan pengarang dalam mencapai
tujuan yakni nada cerita (Kenney, 1966:57). Jika kita akan menganalisis gaya
dalam cerita rekaan bearti kita menganalisis bentuk verbal cerita rekaan
tersebut, seperti bagaimana pengarang memilih diksi, imaji, susunan tata kata
kalimatnya. Gaya seorang pengarang yang satu tidak akan sama dengan pengarang
yang lainnya. Sementara itu, nada yang tampil akibat penggunaan gaya
berbahasanya, berkisar pada nada ironis, humoris, tragis, menjijikkan,
religious, romantik, kasar, dan sebagainya.
f. Unsur Tema Tema adalah makna cerita, gagasan
utama, atau dasar cerita. Tema hendaknya dibedakan dengan topik (Kenney, 1966:
89-90). Tema dalam suatu cerita adalah gagasan sentralnya. Topik adalah pokok
pembicaraan, yang berhubungan dengan atau yang ditunjukkan oleh cerita. Tema
lebih merupakan komentar terhadap topik, baik secara tersirat tersurat. Di
dalam tema yang tekandung. Dalam sikap pengarang terhadap topik cerita. Dalam
kaitannya dengan pengalaman pengarang, tema adalah sesuatu yang diciptakan oleh
pengarang sehubungan dengan pengalaman yang diekspresikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar