Suka duka
selama saya menjadi mahasiswa FKIP UNRAM
Saya senang
sekali bisa menjadi mahasiswa FKIP UNRAM, saya mengatakan begitu karena banyak
siswa yang menginginkan Universitas ini tapi tak semua bisa diterima disini,
persaingan yang sangat ketat membuat banyak siswa gagal dalam persaingan. Akan
tetapi, Alhamdulillah saya bisa dan saya lolos dalam persaingan tersebut dan
ini membuat saya sangat senang dan bangga terhadap hasil yang saya proleh.
Setelah saya resmi
menjadi mahasiswa FKIP UNRAM, banyak suka dan duka yang saya alami selama 1
semester ini. Sukanya karena saya bisa mendapat teman-teman baru, mendapat
materi pelajaran baru, fasilitas baru dan tentunya mendapat pembimbing baru
(dosen).
Tapi, ada juga duka yang saya alami selama
menjadi Mahasiswa FKIP UNRAM, tepatnya mengenai fasilitasnya. Saya sedih
melihat kondisi ruangan yang ada di gedung FKIP ini, saya merasa masih banyak
kekurangan. Tepatnya ruangan kelas yang kurang memadai (terkadang kami harus mencari-cari
ruangan yang kosong yang tidak ditempati oleh kelas lain, karena banyak jadwal
yang bentrok dan ruangan kami di tempati duluan oleh kelas lain). Ruang kelas
yang sempit, penat dan kotor membuat kami kurang nyaman mengikuti pelajaran,
padahal di ruang kelas tersebut sudah terpasang AC dan Kipas angin tapi
semuanya itu tidak berfungsi alias sebagai pajangan saja mungkin agar terlihat
lebih keren. Kursi yang kurang membuat kami harus mencari kursi di kelas
sebelah. Kamar mandi FKIP yang bau dan suka mampet, dan tempat parkir yang
kurang luas sehingga motor-motor mahasiswa itu desak-desakan dan sulit
keluarnya dan satu lagi di UNRAM itu SPP harus di bayarkan sesuai pnghasilan
orang tua dari Mahasiswa, kenapa tidak disamaratakan?? Kenapa harus sesuai
dengan penghasilan orang tua?? Lalu, bagaimana dengan mereka yang tidak sanggup
dengan peraturan tersebut. Saya berharap semoga dari pihak UNRAM bisa merespon
dan menanggapi semua keluh kesah dari Mahasiswa-mahasiswa UNRAM.

Saya senang mengikuti mata kuliah komputer, karena dari dulu
saya memang tertarik dengan pelajaran ini. Tapi materi pelajaran yang di
ajarkan di kampus ini berbeda dengan materi yang dulu saya dapatkan, mungkin
karena dosen yang beda dan kurikulum yang berbeda juga.
Awalnya mata kuliah ini seru dan tidak membosankan, kita memulai
materi dengan di ajarkan untuk mengenal diri kita sendiri dan menyusunnya
menjadi sebuah cerita, kemudian membuat suatu inovasi-inovasi yang dapat membangkitkan
semangat, dengan materi pelajaran seperti itu membuat saya semangkin bergairah
untuk mengikuti mata kuliah ini, tapi terkadang saya sulit unutk memahami
materi yang diajarkan karena caranya menjelaskan itu terlalu cepat.
Akan tetapi, lama kelamaan mata kuliah ini jadi membosankan
karena dosennya memberikan tugas yang begitu banyak dan ini salah satu dari
tugas yang di berikan. Ya walaupun tugas-tugas ini menjadi nilai akhir kami,
tapi setidaknya jangan terlalu banayak karena masih banyak tugas yang lain yang
juga harus diselesaikan secepatnya.


Contohnya seperti dosen linguistik, setiap jam kuliah linguistik
saya pasti deg-degan. Bukan deg-degan bukan karena ada rasa sama dosennya, tapi
karena takut dengan pertanyaan-pertanyaannya, setiap mata kuliah linguistik itu
materi yang kemarin selalu di tanyakan ulang oleh dosennya. Cara mengajar ini
memang bagus, tapi bikin deg-degan. Ada juga dosen yang caranya mengajar itu
membosankan dan bikin ngantuk, terkadang saya bingung dosennya bahas apa karena
caranya mengajar itu seperti orang yang lagi ngomong sendiri, dan ini lebih
membingungkan saya. Dan ada juga dosen yang satu semester ini hanya masuk
sekali saja tapi tugas-tugasnya selalu hadir.
Dosen yang saya sukai itu yaitu dosen linguistik, dan dosen
pengantar komputer walaupun dosennya nyebelin karena banyak kasih tugas tapi saya
suka dengan materi yang di ajarkannya.